BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Di dalam kehidupan kita
bahwa terdapat beberapa hal yang berkaitan langsung dengan kita yang ada
hubungannya dengan kimia. Seperti batu batrai, disk player, stavol, dll.
Beberapa benda yang telah disebutkan di atas merupakan hasil olah dari suatu
reaksi kimia.
Oleh karena itu, perlu
adanya suatu pengamatan dan pencarian informasi baik secara langsung melihat
benda itu maupun mempelajari teori-teorinya untuk memperdalam hazanah ilmu
pengetahuan kita. Sehingga diharapkan kita tidak mudah heran dengan suatu
reaksi yang tidak pernah kita bayangkan akan seperti yang kita lihat.
Reaksi kimia adalah
suatu proses reaksi antar senyawa kimia yang melibatkan perubahan struktur dan
melekul. Dalam suatu reaksi terjadi proses ikatan dimana senyawa pereaksi
beraksi menghasilkan senyawa baru (produk). Ciri-ciri reaksi kimia yaitu :
terbentuknya endapan, terbentunya gas, terjadi perubahan warna, terjadi
perubahan suhu/temperature.
I.2
Tujuan
Tujuan dari pembuatan
makalah yang berjudul “Reaksi Kimia’ ini, untuk mengetahui sejarah reaksi
kimia dan dapat mengidentifikasi reaksi
kimia serta jenis-jenis reaksi.
I.3
Rumusan Masalah
- Bagaimanakah sejarah reaksi kimia?
- Apakah yang dimaksud dengan reaksi
kimia?
- Bagaimanakah ciri-ciri reaksi
kimia?
- Bagaimanakah persamaan reaksi?
- Apa saja jenis-jenis rekasi kimia?
- Apakah saja faktor yang
mempengaruhi reaksi kimia?
BAB II
REAKSI KIMIA
II.1
Sejarah Reaksi
Kimia
Antoine Lavoisier mengembangkan
teori pembakaran sebagai reaksi kimia dengan oksigen.
Reaksi
kimia seperti
pembakaran,
fermentasi, dan reduksi dari bijih menjadi logam
sudah diketahui sejak dahulu kala. Teori-teori awal transformasi dari
material-material ini dikembangkan oleh filsuf Yunani Kuno, seperti
Teori empat elemen dari
Empedocles yang menyatakan bahwa substansi apapun itu tersusun dari
4 elemen dasar: api, air, udara, dan bumi. Di abad pertengahan, transformasi
kimia dipelajari oleh para
alkemis. Mereka mencoba, misalnya, mengubah
timbal menjadi
emas, dengan mereaksikan timbal dengan
campuran tembaga-timbal dengan
sulfur.
Dari
abad ke-16, sejumlah peneliti seperti
Jan Baptist van
Helmont, Robert Boyle dan Isaac Newton mencoba untuk menemukan teori-teori dari transformasi-transformasi
kimia yang sudah dieksperimenkan.
Teori plogiston dicetuskan pada tahun 1667 oleh
Johann Joachim
Becher. Teori
itu mempostulatkan adanya elemen seperti api yang disebut "
plogiston", yang terdapat dalam
benda-benda yang dapat terbakar dan dilepaskan selama
pembakaran.
Teori ini dibuktikan salah pada tahun 1785 oleh
Antoine Lavoisier, yang akhirnya memberikan penjelasan yang benar tentang pembakaran.
II.2
Difinisi Reaksi
Kimia
Reaksi
Kimia adalah merupakan perubahan zat yang menyebabkan terbentuknya zat baru.
Zat-zat yang bereaksi disebut Pereaksi (Reaktan), sedangkan zat hasil reaksi disebut Produk.
Atau
transformasi/perubahan dalam strukturmolekul. Reaksi ini bisa menghasilkan penggabungan
molekul membentuk molekul yang lebih besar, pembelahan molekul menjadi dua atau
lebih molekul yang lebih kecil, atau penataulanganatom-atom dalam
molekul. Reaksi kimia selalu melibatkan terbentuk atau terputusnya ikatan kimia.
Reaksi
kimia merupakan suatu proses alam yang selalu menghasilkan bahan senyawa kimia.
Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi inilah yang
disebut reaktan. Reaksi kimia biasanya dikarakteristik dengan perubahan
kimiawi, dan akan menghasilkan satu atau lebih produk yang biasanya memiliki
ciri-ciri yang berbeda dari rekatan. Secara klasik,reaksi kimia melibatkan
perubahan yang melibatkan pergerakan elektron dalam pembentukan dan pemutusan
ikatan kimia, walaupun pada dasarnya konsep umum reaksi kimia juga dapat
diterapkan pada transformasi partikel-partikel elementer bseperti pada reaksi
nuklir.
Reaksi –reaksi kimia yang berbeda digunakan bersama dalam sintesis kimia
untuk menghasilkan produk senyawa yang
di inginkan. Dalam biokimia, sederet reaksi kimia yang dikatalisis oleh enzim
membentuk lintasan metabolisme,dimana sintesis dan dekomposisi yang biasanya
tidak mungkin terjadi di dalam sel dilakukan. Reaksi kimia merupakan proses
hasil konversi senyawa kimia. Senyawa yang awalnya terlibat dengan reaksi kimia
disebut bahan reaksi.
Bahan
reaksi kimia umumnya dicirikan melalui perubahan kimia, dan menghasilkan satu
atau lebih hasil yang secara umum berbeda dari bahan reaksi. Dari sebelumnya,
reaksi kimia melibatkan pergerakan elektron dalam membentuk dan memecahkan
ikatan kimia, walaupun konsep umum untuk reaksi kimia, dalam bentuk persamaan
kimia, bisa digunakan untuk transisi partikel keunsuran, begitu juga reaksi
nuklir.Reaksi kimia yang berbeda digunakan dalam sintesis kimia untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan. Dalam biokimia, sederet reaksi kimia
dikatalisis oleh enzim yang membentuk jalur metabolik, dan sintesis dan
penguraiannya biasanya mustahil dalam kondisi di dalam sel yang bertindak.
Bentuk
penulisan reaksi Kimia ,yaitu :
A + B C
CaO(aq)+
H2O(l)
Ca(OH)2(aq)
|
Contoh : Untuk menuliskan reaksi kimia yang terjadi
ketika bongkahan batu kapur yangdimasukkan ke dalam air dan kemudian air
menjadi panas.Untuk menuliskan reaksi yang terjadi antara kapur tohor
CaO(s)dengan air H2O(l) adalah sebagai berikut:
Hasil dari proses
reaksi kimia tersebut adalah Ca(OH) atau kalsium hidroksida sukar larut dalam
air dan apabila didiamkan maka akan tampak endapan/padatan putih di dasar
bejana.
II.3
Ciri Ciri Reaksi
Kimia
1)
Terjadi
Perubahan Warna.
Pada reaksi kimia, reaktan diubah
menjadi produk. Perubahan yang terjadi dapat disebabkan adanya pemutusan
ikatan-ikatan antaratom reaktan dan pembentukan ikatan-ikatan bru yang
membentuk produk. Untuk memutuskan ikatan diperlukan energi. Untuk membentuk
ikatan yang baru, dilepaskan sejumlah energi. Jadi, pada reaksi kimia terjadi
perubahan energi. Reaksi kimia yang menghasilkan energi dalam bentuk panas
disebut dengan reaksi eksotermis. Reaksi yang menyerap energi panas disebut
dengan reaksi endotermis. Contoh: Api dapat menghangatkan tubuh yang kedinginan
dan ketika bernafas panas yang ada dalam tubuh akibat berolahraga dikeluarkan
sehingga tubuh menjadi dingin.
2)
Terjadi
Perubahan Suhu.
Pada reaksi kimia, reaktan diubah
menjadi produk. Perubahan yang terjadi dapat disebabkan adanya pemutusan
ikatan-ikatan antaratom pereaksi dan pembentukan ikatan-ikatan baru yang
membentuk produk. Untuk memutuskan ikatan diperlukan energi. Reaksi kimia yang
menghasilkan energi dalam bentuk panas disebut dengan reaksi eksotermis,
sedangkan reaksi yang menyerap energi panas disebut reaksi endotermis. Reaksi
kimia terjadi pada suatu ruang yang kita sebut dbngan sistem, tempat di luar
sistem disebut dengan lingkungan. Pada reaksi eksotermis, terjadi perpindahan
energi panas dari sisitem ke lingkungan. Pada reaksi endotermis terjadi
perpindahan energi panas dari lingkungan ke sistem.
3)
Terjadi
Pembentukan Endapan.
Ketika mereaksikan dua larutan dalam
sebuah tabung reaksi, kadang-kadang terbentuk suatu sneyawa yang tidak larut,
berbentuk padat, dan terpisah dari larutannya. Padatan itu disebut dengan
endapan (presipitat).
4)
Terjadi
Pembentukan Gas.
Secara sederhana, dalam reaksi kimia
adanya gas yang terbentuk ditunjukkan dengan adanya gelembung-gelembung dalam
larutan yang direaksikan. Adanya gas dapat diketahui dari baunya yang khas,
seperti asam sulfida (H2S) dan amonia (NH3) yang berbau busuk.
II.4
Persamaan Reaksi
Persamaan
reaksi menggambarkan sesuatu perubahan kimia yang terdiri atas zat pereaksi (Reaktan)
dan zat hasil reaksi (Produk) yang disertai dengan nilai
koefisien masing-masing zat.
Persamaan
reaksi terdiri dari rumus kimia atau rumus
struktur dari reaktan di sebelah kiri dan produk di sebelah kanan. Antara produk
dan reaktan dipisahkan dengan tanda panah (→) yang menunjukkan arah dan tipe
reaksi. Ujung dari tanda panah tersebut menunjukkan reaksinya bergerak ke arah
mana. Tanda panah ganda (
), yang mempunyai dua ujung tanda panah yang berbeda arah, digunakan
pada reaksi
kesetimbangan. Persamaan kimia haruslah seimbang, sesuai dengan stoikiometri, jumlah atom tiap unsur di sebelah kiri
harus sama dengan jumlah atom tiap unsur di sebelah kanan. Penyeimbangan ini
dilakukan dengan menambahkan angka di depan tiap molekul senyawa (dilambangkan
dengan A, B, C dan D di diagram skema di bawah) dengan angka
kecil (a, b, c dan d) di depannya.
Contoh :
Reaksi yang lebih rumit digambarkan dengan
skema reaksi, tujuannya adalah untuk mengetahui senyawa awal atau akhir, atau
juga untuk menunjukkan fase
transisi. Beberapa reaksi kimia juga bisa ditambahkan tulisan di atas tanda
panahnya; contohnya penambahan air, panas, iluminasi, katalisasi, dsb. Juga,
beberapa produk minor dapat ditempatkan di bawah tanda panah.
Analisis
retrosintetik dapat dipakai untuk mendesain reaksi sintesis kompleks. Analisis
dimulai dari produk, contohnya dengan memecah ikatan kimia yang dipilih menjadi
reagen baru. Tanda panah khusus (⇒) digunakan dalam
reaksi retro.
Koefisien
zat adalah bilangan yang menunjukan jumlah molekul tiap zat dalam reaksi dan
tertulis di depan rumus senyawa zat tersebut.
Contoh :
Koefisien
A dan D = 2, artinya terdapat 2 molekul A atau D
Koefisien
B = 1, artinya terdapat 1 molekul B ( meski kadang tidak dituliskan ).
Contoh Reaksi pembentukan Karbon dioksida :
Keterangan:
Reaktan : C dan O2
Produk : CO2
Koefisien
Zat : C = 2 : O2 = 1 : CO2 = 1
(
s = Solid ) : Padatan
(
g = Gas ) : Gaseous (Gas)
(
l = Liquid ) : Cairan/leburan
(
aq = aqueous ) : Larutan ( zt
terlarut dalam air )
+ :
direaksikan
: Menghasilkan
Aturan
penulisan persamaan reaksi kimia terdiri atas dua langkah,yaitu :
1)
Penulisan perumusan senyawa kimia (baik reaktan maupun
produk) dilengkapi dengan keterangan wujudnya ( s, g, l atau aq ).
2)
Jumlah koefisien zat-zat reaktan dan produk reaksi kimia
harus setara, artinya jumlah molekul unsur reaktan dan produk harus sama.
II.5
Koefisien Reaksi
Dalam menuliskan
suatu reaksi kimia kita juga harus memperhatikan jumlah angka di sebelahkiri
pereaksi (reaktan) dan hasil reaksi (produk). Angka tersebut disebut koefisien
yangmenunjukkan jumlah masing-masing atom yang berperan dalam reaksi. Massa zat
sebelumdan sesudah reaksi juga tidak berubah selama reaksi kimia berlangsung.
Contoh :
Pb(NO3)2(aq)+
2Kl(ag)
Pbl2(s)
+ 2KNO3(aq)
|
Larutan timbal(II)
nitrat direaksikan dengan kalium iodida yang larut dalam air menghasilkan
padatan timbal(II) iodida yang berwarna kuning dan cairan kalium nitrat.
Bagaimana
menentukan koefisien reaksi dari sebuah reaksi kimia?
Tahap
I
Menentukan letak pereaksi (reaktan) di sebelah kiri dan produk hasil
reaksi di sebelah kanan dari tanda panah.
Tahap II
Menyetarakan atom dalam persamaan.
Tahap
III
Apabila
rumus kimia sudah benar namun belum seimbang setelah dilihat jumlah atomnya
maka langkah selanjutnya adalah menyetarakan koefisien di depan zat reaktan
atau produk.
II.6
Jenis Reaksi Kimia
Ada
banyak jenis reaksi kimia dan pendekatannya menghasilkan banyak pertindihan
dalam Klasifikasi.
Berikut adalah
beberapa contoh istilah yang sering digunakan dalam menyatakan beberapa jenis
reaksi ::
v Reaksi Penggabungan( Sintesis ), yaitu ketika
dua atau lebih unsur atau senyawa kimia bergabung membentuk hasil yang lebih
rumit. Pada reaksi ini terjadi penggabungan antara dua zat atau lebih pereaksi
(Reaktan) yang bergabung membentuk zat baru. Dua
reaktan atau lebih yang bereaksi menghasilkan satu produk juga merupakan salah
satu cara untuk mengetahui kalau itu reaksi sintesis. Contoh dari reaksi ini adalah gas hidrogen bergabung
dengan gas oksigen yang hasilnya adalahair.
Bentuk umum reaksi penggabungan yaitu :
Contoh :
Karbon (C) bergabung dengan Oksigen (O2) menjadi Karbon dioksida (CO2), Reaksinya, yaitu
:
v Pengurai kimia atau analisisn (
Dekomposisi )
yaitu ketika
senyawa kimia terurai menjadi senyawa yang lebih kecil atau unsur:
2 H2O → 2 H2 + O2
v Displacement tunggal atau
penggantian tunggal,
Dicirikan oleh
unsur yang digantikan keluar dari senyawa oleh unsur reaktif:
2 Na (s) + 2 HCl (aq)
→ 2 NaCl (aq) + H2 (g)
v Metatesis atau Reaksi penggatian ganda,
Adalahdua senyawa mengganti ion atau ikatan
untuk membentuk senyawa lain.Reaksi penggantian ganda melibatkan dua senyawa yang
berganti posisi pasangannya. Hal ini terjadi ketika kation dan anion dari 2
senyawa yang berbeda saling berpindah tempat, dan membentuk 2 senyawa baru.
Bentuk umum reaksi ini, yaitu :
Contoh :
1)
NaCH(aq)+HCl (aq)
NaCl(aq)
+ H2O(l)
|
Natrium Hidroksida (NaOH) di reaksikan dengan asam klorida (HCl)
menghasilkan garam Natrium Klorida (NaCl) dan air (H2O), Reaksinya yaitu
:
2) Timbal(II) nitrat bereaksi dengan
kalium iodida untuk membentuk timbal(II) iodida dan kalium nitrat, dengan
persamaan reaksi:
Pb(NO3)2 + 2 KI → PbI2
+ 2 KNO3
3) Contoh lainnya adalah natrium klorida
(garam dapur) bereaksi dengan perak nitrat membentuk natrium nitrat dan perak
klorida, dengan persamaan reaksi:
v Reaksi Air hujan adalah
ketika bahan dalam larutan bergabung membentuk padat (mendakan). Contoh yang
sesuai adalah seperti yang tertera dalam metatesis.
v Reaksi asam-basa, umumnya
dikenal saat reaksi antara asam dan basa, bisa memiliki definisi berbeda
tergantung pada konsep asam-basa digunakan.Reaksi
asam-basa adalah reaksi yang mendonorkan proton dari sebuah molekul asam ke molekul basa. Disini, asam berperan sebagai
donor proton dan basa berperan sebagai akseptor proton.
Reaksi asam basa memiliki
berbagai definisi tergantung pada konsep asam basa yang digunakan.
Di tahun 1923
ketika Bronsted dan Lowry mengusulkan teori asam-basanya, Lewis juga
mengusulkan teori asam basa baru juga. Lewis, yang juga mengusulkan teori
oktet, memikirkan bahwa teori asam basa sebagai masalah dasar yang harus
diselesaikan berlandaskan teori struktur atom, bukan berdasarkan hasil
percobaan.
Semua zat yang
didefinisikan sebagai asam dalam teori Arrhenius juga merupakan asam dalam
kerangka teori Lewis karena proton adalah akseptor pasangan elektron . Dalam
reaksi netralisasi proton membentuk ikatan koordinat dengan ion hidroksida.
H+
+ OH-
H2O (9.30)
Situasi ini
sama dengan reaksi fasa gas yang pertama diterima sebagai reaksi asam basa
dalam kerangka teori Bronsted dan Lowry.
HCl(g) + NH3(g)
NH4Cl(s) (9.31)
Dalam reaksi
ini, proton dari HCl membentuk ikatan koordinat dengan pasangan elektron bebas
atom nitrogen.
Keuntungan
utama teori asam basa Lewis terletak pada fakta bahwa beberapa reaksi yang
tidak dianggap sebagai reaksi asam basa dalam kerangka teori Arrhenius dan
Bronsted Lowry terbukti sebagai reaksi asam basa dalam teori Lewis. Sebagai
contoh reakasi antara boron trifluorida BF3 dan ion fluorida F-.
BF3
+ F-–> BF4- … (9.32)
Reaksi ini melibatkan koordinasi
boron trifluorida pada pasangan elektron bebas ion fluorida. Menurut teori asam
basa Lewis, BF3 adalah asam. Untuk membedakan asam semacam BF3 dari
asam protik (yang melepas proton, dengan kata lain, asam dalam kerangka teori
Arrhenius dan Bronsted Lowry), asam ini disebut dengan asam Lewis. Boron
membentuk senyawa yang tidak memenuhi aturan oktet, dan dengan demikian adalah
contoh khas unsur yang membentuk asam Lewis.
Karena semua basa Bonsted Lowry
mendonasikan pasangan elektronnya pada proton, basa ini juga merupakan basa
Lewis. Namun, tidak semua asam Lewis adalah asam Bronsted Lowry sebagaimana
dinyatakan dalam contoh di atas.
Dari ketiga definisi
asam basa di atas, definisi Arrhenius yang paling terbatas. Teori Lewis
meliputi asam basa yang paling luas. Sepanjang yang dibahas adalah reaksi di
larutan dalam air, teori Bronsted Lowry paling mudah digunakan, tetapi teori
Lewis lah yang paling tepat bila reaksi asam basa melibatkan senyawa tanpa
proton.
Beberapa
definisi yang paling umum adalah:
1) Definisi Arrhenius: Asam bercerai di dalam air membebaskan ion H3O +; basa
bercerai di dalam air membebaskan ion OH-.
2) Definisi Brønsted-Lowry: Asam adalah donor proton (H +); basa adalah
penerima proton.
3) Definisi Arrhenius turut berperan.
4) Definisi Lewis: Asam adalah penerima pasangan elektron;
5) Basa adalah donor pasangan elektron.
6) Definisi Brønsted-Lowry turut berperan.
v
Reaksi Redoks
Redoks (singkatan dari reaksi
reduksi/oksidasi)
adalah istilah yang menjelaskan berubahnya
bilangan
oksidasi (keadaan
oksidasi) atom-atom dalam sebuah
reaksi kimia.
yaitu perubahan
dalam nomor oksidasi atom. Reaksi tersebut sering dianggap sebagai transisi
elektron antara situs atau spesies molekul berbeda.
Contoh:
2 S2O32-(aq) +
I2(aq) → S4O62-(aq) + 2 I-(aq)
Yaitu I2 diturunkan ke I-dan S2O32-(anion
tiosulfat) dioksidasi ke S4O62-
Istilah redoks berasal dari dua
konsep, yaitu reduksi dan oksidasi. Ia dapat dijelaskan dengan
mudah sebagai berikut:
Walaupun cukup tepat untuk digunakan
dalam berbagai tujuan, penjelasan di atas tidaklah persis benar. Oksidasi dan
reduksi tepatnya merujuk pada
perubahan bilangan oksidasi karena
transfer elektron yang sebenarnya tidak akan selalu terjadi. Sehingga oksidasi
lebih baik didefinisikan sebagai
peningkatan bilangan oksidasi, dan
reduksi sebagai
penurunan bilangan oksidasi. Dalam prakteknya, transfer
elektron akan selalu mengubah bilangan oksidasi, namun terdapat banyak reaksi
yang diklasifikasikan sebagai "redoks" walaupun tidak ada transfer
elektron dalam reaksi tersebut (misalnya yang melibatkan ikatan
kovalen).
Untuk mengetahui reaktan mana yang
akan menjadi agen pereduksi dan mana yang akan menjadi agen teroksidasi dapat
diketahui dari
keelektronegatifan elemen tersebut. Elemen yang
mempunyai nilai keelektronegatifan yang rendah, seperti kebanyakan unsur
logam, maka akan dengan mudah memberikan
elektron mereka dan teroksidasi - elemen ini menjadi reduktor.
Kebalikannya, banyak ion mempunyai bilangan oksidasi tinggi, seperti
H2O2,
MnO4-,
CrO3,
Cr2O72-,
OsO4) dapat memperoleh satu atau lebih
tambahan elektron, sehingga disebut oksidator.
Jumlah
elektron yang diberikan atau diterima pada reaksi redoks dapat diketahui dari
konfigurasi
elektronn elemen
reaktannya. Setiap elemen akan berusaha untuk menjadikan konfigurasi
elektronnya sama seperti konfigurasi elemen
gas mulia.
Logam alkali dan halogen akan memberikan dan menerima satu elektron. Elemen gas
alam sendiri sebenarnya tidak aktif secara kimiawi.
Salah satu bagian penting dalam reaksi
redoks adalah reaksi
elektrokimia, dimana elektron dari sumber listrik digunakan sebagai
reduktor. Reaksi ini penting untuk pembuatan elemen-elemen kimia, seperti
klorin. atau
aluminium.
Proses kebalikan dimana reaksi redoks digunakan untuk menghasilkan listrik juga
ada dan prinsip ini digunakan pada
baterai.
Selelektrokimia
di
manareaksioksidasi-reduksispontanterjadidanmenghasilkanbedapotensialdisebutselgalvani.
Dalamselgalvani energy kimiadiubahmenjadienergilistrik.
SelgalvanijugaseringdisebutSel Volta.
Contohselgalvaniadalahbaterai.
v
Pembakaran
Sejenis reaksi
redoks yang atas senyawa mampu terbakar bergabung dengan unsur yang
mengoksidasi, biasanya oksigen, untuk menghasilkan energi dan mengeluarkan
hasil yang teroksidasi.
Istilah
pembakaran lazim digunakan hanya untuk oksidasi skala besar untuk seluruh
molekul, yaitu : oksidasi terkendali untuk kelompok berfungsi tunggal bukanlah
satu pembakaran.
Contoh :
C10H8 + 12 O2 → 10 CO2 + 4 H2OCH2S + 6 F2 → CF4 + 2 HF + SF6
v
Reaksi organik
Mencakup pengasingan
luas yang melibatkan senyawa organik yang memiliki karbon sebagai unsur utama
dalam struktur molekul. Reaksi yang melibatkan senyawa organik yang kebanyakan
didefinisikan sebagai kelompok berfungsi.
Bagi yang berlawanan pula dikenal
sebagai reaksi takorganik.
v
Presipitasi
Presipitasi adalah proses reaksi terbentuknya
padatan (endapan) di dalam sebuah larutan sebagai hasil dari reaksi kimia.
Presipitasi ini biasanya terbentuk ketika konsentrasi ion yang larut telah
mencapai batas
kelarutandan hasilnya adalah membentuk
garam. Reaksi
ini dapat dipercepat dengan menambahkan agen presipitasi atau mengurangi
pelarutnya. Reaksi presipitasi yang cepat akan menghasilkan residu
mikrokristalin dan proses yang lambat akan menghasilkan
kristal
tunggal. Kristal tunggal juga dapat diperoleh dari
rekristalisasi dari garam mikrokristalin.
Reaksi Kimia dapat digolongkan berdasarkan :
A.
Berdasarkan Penyebabnya
1)
Panas ( Kalor )
Berdasarkan kebutuhan panas, reaksi dibagi dua, yaitu :
Ø Reaksi Edoterm , yaitu: reaksi
yang membutuhkan panas yang diambil dari lingkungan.
Contoh : Reaksi Penguraian
Ø Reaksi Eksoterm, yaitu : reaksi
yang melepaskan panas ke lingkungan.
Contoh : Reaksi Pembakaran dan Pembentukan
2)
Cahaya
Cahaya dapat menyebabkan terjadinya perubahan kimia
Contoh
: Proses Fotosintesis pada tumbuhan (dengan bantuan sinar matahari dan
klorofil, yaitu :
CO2(g)+H20 (l)
C6H1206(aq)
+ O2(g)
|
3)
Percampuran
Contoh :
H2SO4 pekat campur gula akan menjadi arang
4)
Arus Listrik / Elektrolisis
Contoh :
H2Odielektrolisis menjadi O2 danH2
B.
Berdasarkan Cara Zat Bereaksi
1)
Reaksi Penguraian
Pada reaksi ini terjadi penguraian suatu zat menjadi beberapa zat lain
yang terpisah karena diberikan energi panas atau energi lainnya.
Bentuk umum reaksi penguraian, yaitu :
Contoh :
CaCO3 terpisah menjadi CaO dan CO2 jika dipanaskan.
CaC0 3(s)
Ca0(s)
+ CO2(g)
|
Reaksinya yaitu :
2)
Reaksi Pendekatan ( Substitusi )
Reaksi pendekatan adalah reaksi kimia yang mejadikan suatu unsur
mengganti/mendesak unsur lain pada suatu senyawa sehingga terbentuk zat baru.
Bentuk umum reaksinya, yaitu :
Contoh :
Fe direaksikan dengan 2HCl menghasilkan FeCl2 dan H2.
Fe(s)+2HCl (aq)
FeCl2(aq)
+ H2(g)
|
Reaksinya yaitu :
SN1
mechanism
SN2 mechanism
Pada tipe yang pertama,
nukleofil, atom
atau molekul yang memiliki kelebihan elektron sehingga bermuatan negatif, akan
menggantikan atom lainnya atau bagian lainnya dari molekul
"substrat". Pasangan elektron nukleofil akan bersatu dengan substrat
membentuk ikatan baru, sedangkan
gugus lepas akan lepas bersamaan dengan sebuah
pasangan elektron. Nukleofil sendiri dapat bermuatan netral atau positif,
sedangkan substrat biasanya bermuatan positif atau netral.
3 tahap dalam Reaksi
SN2. Nukleofil berwarna hijau dan gugus lepas berwarna merah
Reaksi
SN2 menyebabkan inversi stereo (inversi Walden)
Reaksi S
N1 berlangsung dalam 2 tahap. Tahap
pertama,
gugus lepas akan lepas dan membentuk
karbokation. Tahap ini akan diikuti reaksi yang
sangat cepat dengan nukleofil.
Dalam mekanisme S
N2, nukleofil akan membentuk
tahap transisi dengan molekul yang lepas saja yang terlekang. Kedua mekanisme
ini berbeda pada hasil
stereokimianya. Reaksi S
N1 menghasilkan
adisi non-stereospesifik dan tidak menghasilkan pusat
chiral, melainkan dalam bentuk
isomer geometri (
cis/trans).
Kebalikannya, inversi Warden-lah yang diamati pada mekanisme S
N2.
Serangan elektrofil akan menciptakan kompleks yang
disebut sebagai σ-compleks, sebuah fase transisi di mana sistem aromatiknya
hilang. Lalu, gugus lepas (biasanya proton), akan terpisah dan sifat
kearomatikannya kembali. Alternatif lain untuk substitusi aromatik adalah
substitusi alifatik elektrofilik. Substitusi ini mirip dengan substitusi
aromatik elektrofilik dan juga mempunyai 2 tipe utama yaitu SE1 dan
SE2.
Mekanisme dari
substitusi aromatik elektrofilik.
II.7
Faktor Yang
Mempengaruhi Reaksi Kimia
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi suatu
reaksi kimia,antara lain :
A.
Ukuran Partikel
Semakin kecil suatu partikel suatu zat maka semakin banyak partikel yang
saling bertumbuhan satu sama yang lain sehingga reaksi kimia berlangsung
semakin cepat.
Contoh :
Serbuk kayu akan lebih cepat terbakar menjadi abu daripada kayu yang
berbentuk batang.
B.
Suhu Reaksi
Suhu yang semakin tinggi membuat partikel-partikel zat bergerak semakin
cepat, akibatnya interaksi atau tumbukan antar partikel akan semakin sering
terjadi sehingga reaksi berlangsung semakin cepat.
C.
Katalisator
Ø Katalisator (
Katalis ) adalah zat yang ditambahkan ke dalam reaksi dengan tujuan untuk
mempercepat berlangsungnya reaksi.
Ø Katalis kadang ikut
terlibat dalam reaksi tetapi tidak mengalami perubahan kimia. Jadi pada akhir
reaksi katalis akan dijumpai kembali dalam bentuk dan jumlah yang sama seperti
sebelum reaksi.
Contoh :
Logam-logam unsur transisi (vanadium, cobalt, nikel ), asam, basa dan
berbagai macam enzim yang terdapat di dalam tubuh ( amilase, protease, lipase
dan lain-lain )
Diagram skema
energi yang menunjukkan efek dari pemberian katalis pada sebuah reaksi kimia
endotermik. Adanya katalis akan mempercepat reaksi dengan cara menurunkan
energi aktivasi. Hasil akhirnya akan sama dengan reaksi tanpa katalis.
Pada
katalisis,
reaksinya tidak berlangsung secara spontan, tapi melalui substansi ketiga yang
disebut dengan
katalis.
Tidak seperti reagen lainnya yang ikut
dalam reaksi kimia, katalis tidak ikut serta dalam reaksi itu sendiri, tapi
dapat menghambat, mematikan, atau menghancurkan melalui proses sekunder.
Katalis dapat digunakan pada fase yang berbeda (
katalis
heterogen) maupun
pada fase yang sama (
katalis homogen) sebagai reaktan. Fungsi katalis
hanyalah mempercepat reaksi - zat kimia yang memperlambat reaksi disebut dengan
inhibitor. Substansi yang meningkatkan aktivitas katalis disebut promoter, dan
substansi yang mematikan katalis disebut racun katalis. Sebuah reaksi kimia yang
semestinya tidak bisa berlangsung karena energi aktivasinya terlalu tinggi,
bisa menjadi berlangsung karena kehadiran katalis ini.
Katalis heterogen biasanya padat dan berbentuk bubuk agar
dapat memaksimalkan luas permukaan yang bereaksi. Zat-zat yang penting pada
katalisis heterogen di antaranya logam-logam
grup platinum dan logam transisi lainnya. Zat-zat
ini biasanya digunakan pada
hidrogenasi,
pembentukan
katalitik dan
sintesis dari senyawa-senyawa kimia seperti
asam nitrat dan
amonia. Asam
adalah contoh dari katalis homogen, mereka meningkatkan nukleofilitas dari
karbonil.
Kelebihan dari katalis homogen adalah mudah untuk dicampurkan dengan
reaktannya, tapi kekurangannya adalah susah dipisahkan dari produk akhirnya.
Oleh karena itu, katalis heterogen lebih dipilih di banyak proses industri.
D.
Konsentrasi Zat-zat Pereaksi
Semakin besar konsentrasi zat-zat pereaksi semakin cepatlah laju reaksi
yang terjadi, sedangkan semakin kecil konsentrasi zat maka semakin lambatlah
laju reaksi yang terjadi.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Demikian yang dapat
kami tuliskan mengenai Reaksi Kimia yang menjadi pokok bahasan dalam penulisan Makalah
ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya.
Beberapa
perubahan yang merupakan suatu bentuk reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari
pada dasarnya ada yang menguntungkan bagi manusia. Namun apa bila salah
meletakkan takaran pada suatu perubahan, maka akan menyebabkan terjadinya
kerusakan bahkan membahayakan kehidupan manusia.
Seperti
halnya yang terjadi di Jepang akhir-akhir ini, terjadi dampak tsunami
menyebabkan bocornya gudang kimia terbesar di Negara tersebut, mengakibatkan
kekhawatiran bagi seluruh wilayah/Negara-negara di sekitarnya.
III.2 Saran
Sebagai
mahasiswa yang sedang menuntut ilmu tentunya kita sangat banyak belum menemukan
hal-hal yang berkaitan dengan pembahasan di makalah ini. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharap kita semua tidak hanya puas dengan materi ini saja,
marilah kita mencoba mencari lagi dan menguak ilmu ini agar kita tidak termasuk
dalam orang-orang yang mudah heran dengan sesuatu perubahan kimia.
Sekian penutup dari saya, semoga berkenan di
hati dan saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.